Senin, 16 Maret 2020

Tidak banyak yang tahu jika PO. Kramat Djati, Ternyata Awalnya Perusahaan Angkutan dan Ternak


Nama Kramat Djati rasanya sudah lekat dalam benak ingatan pengguna transportasi bus antar kota antar provinsi. Berlogo siluet roda dengan cat dasar warna putih telah menjadi identitas kuat perusahaan bus yang usianya ternyata telah mencapai 49 tahun. Tapi tahukah Anda tentang sejarah Kramat Djati? Apakah ada kaitan dengan wilayah Kramat Jati di Jakarta Timur yang terkenal dengan Pasar Induknya. 
Ilustrasi
Dari hasil penelusuran, justru alamat kantor pusat perusahaan bus ini berada di Jalan Ambon, Bandung, Jawa Barat. Meski begitu, Kramat Djati memang memiliki pool armada bus di Jalan Raya Bogor, Kramat Jati. Merujuk ke sejarahnya, Kramat Djati sebelumnya dikenal sebagai Sumber Djaja, yakni perusahaan transportasi yang bergerak dalam bidang angkutan dan ternak.
Kramat Dajti berdri pada tahun 1968 oleh Arief Budiman dengan membuka satu jurusan yaitu Bandung-Jakarta. Kemudian pada tahun 1970 menambah lagi jurusan baru yaitu jurusan Jakarta. Pada tahun 1975 membuka jurusan lagi yaitu jurusan Bandung – Merak. Tahun demi tahun perusahaan Kramat Djati semakin maju dan berkembang.
Pada tahun 1986 Kramat Djati membuka layanan baru yaitu dengan adanya busmalam cepat yang menjangkau 3 propinsi, yakni Jawa Tengah, Jawa Timur dan Yogyakarta. Jurusan Bandung – Bali dibuka pada tahun 1990.
Akhirnya pada tahun 1995 Kramat Djati melakukan perubahan bentuk perusahaan menjadi perseroan terbatas dan menambah nama yaitu menjadi Kramat Djati Asri Sejati. Setelah itu Kramat Djati juga menembus pasar Sumatera dengan tujuan Lampung, Palembang, Pekanbaru dan Bengkulu pada tahun 1996, kemudian pada tahun 2000 memperluas pasar kesebelah timur dengan membuka jurusan Bandung – Mataram.
Dngan beberapa kali perubahan, Kramat Djati berkembang dan meningkatkan kualitas pelayanannya, dimulai dari satu jurusan pada tahun 1968 sekarang telah memiliki lebih dari 70 jurusan yang menjangkau Bali, Jawa, dan Sumatera. Kini Kramat Djati tak sebatas sebagai PO (Perusahaan Otobus), masih tetap dalam bisnis yang terkait layanan bus, lewat Kramat Djati Group juga menaungi layanan bus pariwisata, layanan kargo, dan layanan sewa/charter bus dalam label anak perusahaan. Di bawah bendera Pakar Wisata, PO Kramat Djati sejak tahun 2015 menjadi mitra penyediaana layanan bus kampus di Universitas Indonesia.
Tak mau ketinggalan zaman, Kramat Djati juga telah melayani pemesanan tiket secara online, bahkan Kramat Djati sudah menghadirkan aplikasi pemesanan tiket di Google Play Store.

Jumat, 21 Februari 2020

Belum Banyak yang Tahu, Ini Sejarah MetroMini, Bus Oranye Legendaris dari Jakarta!


ilustrasi foto. 

Saat itu di Jakarta, moda transportasi massal baru beralih dari kereta listrik (trem) yang dioperasikan oleh Perusahaan Pengangkutan Djakarta (PPD) yang dihentikan tahun 1960, dan bus pertama yang dioperasikan PPD adalah bus Leyland bantuan Australia pada 1956.

Pada awal operasionalnya belum ada manajemen yang dibentuk untuk mengelola bus-bus tersebut, dan MetroMini dikenal dengan sebutan "bus merah".

Dikutip dari tulisan Balada Bus Kota di Jalanan Jakarta oleh Madina Nusrat dan Irene Sarwidaningrum yang dimuat di Kompas, Senin 29 Februari 2016, bus tersebut berjenis Robur dari Jerman Timur yang memang bentuknya seperti roti tawar.

Setelah pesta olahraga usai bus-bus merah ini tetap beroperasi dan oleh Gubernur Henk Ngantung di tahun 1964, dititipkan pada perusahaan swasta seperti Arion namun tak mampu dikelola dengan baik.

Pada tahun 1976 PT MetroMini didirikan bersamaan dengan Koperasi Angkutan Jakarta (Kopaja) untuk menaungi 152 orang yang mengoperasikan 313 bus mini atas instruksi Gubernur Ali Sadikin.

Pada tahun 1980, bus-bus tua bagaikan roti ini kemudian diperbarui dengan bus-bus Toyota dan Mitsubishi.

Nah di era 1980-an hingga 1990-an inilah yang jadi masa jaya MetroMini. Tarifnya yang murah dan rata untuk sekali jalan membuat bus ini menjadi andalan. Pada tahun 1982 tercatat tarif Metromini sebesar Rp. 100 per trayek sementara pelajar dikenakan Rp. 25.

Pada April 1996 tercatat tarif naik dari Rp. 300,- menjadi Rp. 400,- untuk umum, sementara pelajar Rp. 100,- harga pelajar ini bertahan sejak tahun 1990 tidak dinaikkan.

Angkutan umum kopaja dan metromini

Memasuki tahun 2014 tarif menjadi Rp. 4.000 untuk umum dan Rp. 2.000 untuk pelajar dan pada tahun 2016 tarif turun menjadi Rp. 3.800,- kemudian Rp. 3,500,- untuk umum walaupun pada realitasnya di jalanan banyak pengemudi enggan menurunkan tarif.

Selain itu ada yang membuat MetroMini jadi bahan omongan karena kelakuan sopirnya yang kerap ugal-ugalan di jalanan.

Selain itu sopir pun bodoamat walau bus sudah overload sehingga kerap ditemui penumpang yang naik di atap hingga gelantungan di pintu. Yang penting setoran, Bos!

Kondisi bus juga banyak yang sebetulnya enggak layak dengan seringnya ditemui unit yang kacanya bolong-bolong, panel instrumen yang enggak berfungsi, hingga sumber polusi dengan asapnya yang hitam pekat.

Tapi bagaimanapun juga, MetroMini pada masa jayanya jadi moda transportasi segala kalangan, dari pegawai kantoran dengan kemeja rapi, pedagang, suporter Persija, hingga pelajar yang pulang pergi ke sekolah (termasuk berangkat tawuran), dan masih banyak lagi.

pelajar di atap metromini

Belum Banyak yang Tahu, Ini Sejarah MetroMini, Bus Oranye Legendaris dari Jakarta!

Belum Banyak yang Tahu, Ini Sejarah MetroMini, Bus Oranye Legendaris dari Jakarta!

ilustrasi metromini

PJM KLENDER Tanyakan pada orang Jakarta soal bus MetroMini, dijamin tahu atau malah punya kisah tersendiri dengan bus oranye ini.

Tapinya belum banyak yang tahu lho dengan sejarah MetroMini yang tampak meredup di beberapa tahun terakhir ini.

Kalau penulis boleh mengenang, masa kecil zaman SD hingga SMA pada tahun 1990-an akhir hingga 2000-an awal memang punya banyak kenangan dengan 'kegilaan' bus oranye ini.

Eh, kembali ke topik, gimana sih sejarah MetroMini ini? Yuk deh disimak!


MetroMini awalnya enggak langsung bernama MetroMini, dulu pun enggak langsung berwarna oranye-biru yang diingat banyak orang.

Kalau ditarik dari sejarahnya, bus-bus mulai dihadirkan di Jakarta karena adanya Asian Games.

Bus-bus tersebut dikenal dengan nama bus merah yang diperkenalkan melalui Gubernur Soemarno di Jakarta atas instruksi Presiden Soekarno pada tahun 1962.

Tujuan awal dioperasikannya bus adalah untuk kebutuhan transportasi peserta Pesta Olahraga Negara Negara Berkembang atau Games of the New Emerging Forces. bersambung...

sejarah singkat mengenai BUS DAMRI

Sejarah Singkat

Pada tahun 1943, terdapat dua usaha angkutan di zaman pendudukan Jepang yaitu Jawa Unyu Zigyosha yang mengkhususkan diri pada angkutan barang dengan truk, gerobak atau cikar, dan juga terdapat Zidosha Sokyoku yang melayani angkutan penumpang dengan kendaraan bermotor atau bus. Pada tahun 1945, setelah Indonesia merdeka, di bawah pengelolaan Departemen Perhubungan RI, Jawa Unyu Zigyoshaberubah nama menjadi Djawatan Pengangkoetan untuk angkutan barang dan Zidosha Sokyoku beralih menjadi Djawatan Angkutan Darat untuk angkutan penumpang.
pedati-jadul
cikar damri tmii
Pada 25 November 1946, kedua jawatan itu digabungkan berdasarkan Maklumat Menteri Perhubungan RI No.01/DAM/46 sehingga dibentuklah “Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia”, disingkat DAMRI, dengan tugas utama menyelenggarakan pengangkutan darat dengan bus, truk, dan angkutan bermotor lainnya.
Tugas tersebut menjadikan semangat kesejarahan DAMRI yang telah memainkan peranan aktif dalam kiprah perjuangan mempertahankan kemerdekaan melawan agresi Belanda di Jawa.
Tahun 1961, terjadi peralihan status DAMRI menjadi Badan Pimpinan Umum Perusahaan Negara (BPUPN) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 233 Tahun 1961, yang kemudian pada tahun 1965 BPUPN dihapus dan DAMRI ditetapkan menjadi Perusahaan Negara (PN).

Tidak banyak yang tahu jika PO. Kramat Djati, Ternyata Awalnya Perusahaan Angkutan dan Ternak Nama Kramat Djati rasanya sudah...